Link Banner
Diberdayakan oleh Blogger.

POLDA JAMBI DUKUNG #TURNBACKHOAX

POLDA JAMBI DUKUNG #TURNBACKHOAX

Penjagaan Polda Jambi (0741) 534117

Penjagaan Polda Jambi (0741) 534117

CALL SABER PUNGLI 082112131323

CALL SABER PUNGLI 082112131323

#STOPNARKOBA

#STOPNARKOBA
Link Banner
Link Banner
Link Banner

Anton Charliyan, Jenderal Perang Opini

Penulis/Publish On Kamis, Juni 23, 2016

Saya mengenal Anton Charliyan sejak pertengahan tahun 2004. Saat itu masih berpangkat AKBP, dinas di Polda Metro Jaya. Dikenalkan oleh Ketua Umum Partai Demokrat waktu itu, Prof Dr Subur Budhisantoso  yang sedang  bekerja keras membangun Partai Demokrat dari nol. 
Kemudian  kami berpisah untuk waktu yang lama dan bertemu kembali pada akhir 2014, juga bersama Prof Dr Subur Budhisantoso.
Pertemuan kedua tersebut menjadi intens dan bermakna ketika tiba tiba Komjen Budi Gunawan (calon Kapolri saat itu) ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK tanggal 13 Januari 2015. Setahun lebih saya mendampingi Irjen Pol Anton Chaliyan dalam suka dan duka, dan menjadikan saya akrab memanggilnya Abang.
Dalam suasana kegaduhan KPK vs Polri di bulan Januari 2015, suatu hari saya ditelepon Bang Anton Charliyan supaya merapat ke kantornya. Saat itu beliau mejabat sebagai Kepala Biro di Lemdikpol berpangkat Brigadir Jenderal.
Anton berbicara serius kepada saya tentang harga diri dan masa depan Polri  “Saya tidak membicarakan Budi Gunawan. Tetapi saya sedang membicarakan Institusi Polri yang harus dijaga kehormatanya dan masa depanya. Komjen Budi Gunawan sudah diusulkan oleh Presiden Joko Widodo sebagai Kapolri dan telah disetujui oleh DPR menjadi Kapolri, tetapi dengan sangat arogan tanpa alat bukti, KPK menetapkan beliau menjadi tersangka. Ini penghinaan, pelecehan dan kedzaliman mendasar terhadap Institusi Polri. Kita tidak bisa membiarkan hal ini terjadi, Polri harus melakukan“perlawanan” hukum dan opini.” Demikian kalimat tegas namun tetap tenang dan terukur dari Bang Anton Charliyan yang masih saya rekam.
Melawan KPK? Apa nggak salah?
Semua tahu, soal hukum, KPK adalah lembaga super body dengan wewenang super tak tertandingi. Siapapun dengan sangat enteng bisa digeledah, dicekal dan dijadikan tersangka, kecuali penghuni Istana?
Soal opini, KPK adalah kebenaran. KPK tidak pernah salah, KPK berisi orang-orang suci. KPK lembaga dewa yang dihuni para dewa. Demikianlah pemujaan media massa terhadap KPK dan para penghuninya.
Selama KPK berdiri, tidak seorang atau satu lembaga pun sanggup dan berani berhadapan dengan KPK. Melawan KPK berarti “kehancuran yang sempurna.” Sudah terlalu banyak buktinya.
Orang atau lembaga yang diposisikan sebagai lawan KPK akan dihancurkan secara hukum dan opini. Demikian yang terjadi terhadap Budi Gunawan dan Polri saat itu.
Budi Gunawan dan Polri dicemooh, dilecehkan oleh hampir seluruh media meanstream yang selalu memanjakan KPK dan kroninya, termasuk Tim 9 yang beropini liar. Para tokoh itu tak henti hentinya melancarkan serangan demi serangan yang mematikan. Menghadapi semua fitnah tersebut, Budi Gunawan bersikap tenang dan “diam”. Polri dibully, Polri “divonis bersalah” oleh opini.
Dalam situasi sulit, tegang dan dengan segala keterbatasan, Brigjen Pol Anton Charliyan mewakafkan dirinya demi kehormatan dan masa depan Institusi Polri. Anton Charliyan siap menelan risiko terpahit. Anton siap  melepas seragam dinasnya demi kehormatan lembaga Polri, sekaligus menumpas kedzaliman.
“Di mata saya, yang tersisa saat ini hanya harga diri Polri. Saya siap melepas baju seragam Polri dan bintang di pundak saya demi kehormatan Polri. KPK jelas-jelas melakukan kedzaliman dan harus dilawan,” kata Anton kepada saya, saat itu.
Anton Charliyan bekerja cerdas, segera berkonsultasi dengan beberapa pakar hukum yang sangat kredibel.  Pembelaan jalur hukum disiapkan secara profesional. Jalur hukum adalah jalur paling tepat. Namun jalur hukum harus didukung oleh dukungan opini.
Mengapa Opini penting? Anton Charliyan sadar, sudah banyak peristiwa hukum yang digiring dan dikondisikan oleh opini. Lebih dari itu, yang sangat memprihatinkan, sangat banyak keputusan hukum yang didasari oleh opini. Bahkan opini dengan sangat sadis dan kejam bisa menghukum seseorang, sebelum orang tersebut dikenai status hukum oleh lembaga berwenang.
Saya diminta untuk membantu membangun opini, baik di media meanstream maupun di media sosial. Perang opini terjadi seperti perang antara Davidmelawan Goliat. David adalah seorang prajurit kecil, sementara Goliat adalah raksasa. Hampir seluruh media meanstream memihak KPK yang raksasa. Dan hanya sebagian kecil yang netral. Semangat David digenggam erat oleh Anton Charliyan.
Kami akhirnya membentuk tim media yang terdiri dari beberapa orang. Mengandalkan media meanstream tentu sangat sulit karena sebagian besar mendukung KPK, walaupun masih ada beberapa yang objektif dalam pemberitaan. Situasi ini membuat kami menjadi kreatif untuk menemukan alternatif dalam membangun opini. Akhirnya kami fokus di media online yang kami create sendiri dan media sosial baik facebook, twitter, blog, citizen journalism.
Gegap gempita perang opini berlangsun. Beruntung, kali ini Polri selamat, dan untuk pertama kalinya KPK kalah opini, juga kalah di praperadilan. Kami bekerja siang malam dengan penuh semangat. Alhamdulillah, tim opini kami bekerja dengan baik di bawah komando Brigjend Pol DR Drs H Anton Charliyan MPKN.
Mungkin karena kelihaianya dalam mempimpin tim opini, akhirnya Anton Charliyan ditunjuk menjadi Kadiv Humas Polri dengan pangkat Inspektur Jenderal pada 17 Maret 2015.  Selama menjadi Kadiv Humas, wajah Anton Charliyan menghiasi layar-layar kaca dan halaman-halaman surat kabar. Media online penuh gambar dan statemen beliau. Konsolidasi internal Humas juga berjalan sangat baik.
Humas Polri terus bekerja membangun opini Polri, khususnya bebasis internet, hingga menelorkan media online tribratanews.com yang eksis mulai dari Mabes Polri, Polda hingga Polres di seluruh Indonesia. Beberapa media online pendukung Polri juga dibangun dan cukup  eksis hingga saat ini. Sosialisasi kesadaran akan pentingnya opini terus digenjot ke jajaran Polri, bahwa setiap anggota Polri adalah humas Polri.
Selain itu, Anton Charliyan juga membangun war room, intelijen media, media monitoring dan media analisis berbasis IT canggih yang mampu diandalkan. Tim media sosial terus dikonsolidasikan dan terus ditingkatkan kemampuan SDM-nya, para pakar, tokoh agama, tokoh masyarakat, ormas, LSM, organisasi mahasiswa, lembaga pemerintah secara kontinyu diundang untuk memberikan masukan dan bersinergi dalam membangun opini positif lembaga Polri.
Insya Allah, pelan-pelan Polri akan menunjukan kinerja terbaiknya dan masyarakat akan berpendapat positif. Di bawah komando Anton Charliyan, opini Polri beranjak positif . Diam-diam, diantara orang-orang yang mengenalnya, Anton Charliyan pun mendapat julukan Jenderal Perang Opini.
Kemudian pada bulan Mei 2016 Irjend Pol DR Drs H Anton Charliyan MPKN diangkat menjadi Kapolda Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat. Pak Kapolda cukup aktif, eksis dan narsis di Akun FB: Anton Charliyan, akun twitter Anton Charliyan (@anton_charliyan) dan instagram Anton Charliyan.
Mau kenalan lebih dalam? Silahkan kirim permintaan pertemanan dan follow.
Dan, yang jarang diketahui publik adalah sisi lain Anton Charliyan. Dia adalah seorang humoris tulen. Seandainya ada lomba stan dup Comedy di Polri, saya yakin betul Anton Charliyan akan keluar sebagai juara.
Anton juga sosok religius, humanis dan pecinta budaya nusantara serta aktivis berbagai organisasi. Untuk tetap menghidupkan intelektualitas, Anton menulis buku antara lain Master Leadership 1 dan II, Setetes Embun, Jejak Langkah di Wajo.
Anton Charliyan dididik dan dibesarkan Polri di dunia reserse (reskrim). Salah satu sisi kecerdasan reserse Anton Charliyan adalah ditunjuk menjadi Ketua Satgas Penyelidikan dan Penyidikan kasus terbunuhnya aktivis Munir dan Pembunuhan Marsinah. Anton Charliyan berhasil melaksanakan tugas tersebut dengan sangat baik.
Anton Charliyan memperoleh gelar Sarjana dari PTIK, kemudian melanjutkan Master di Universitas Indonesia dan Doktor di Universitas Negeri Jakarta. Anton juga lulusan Lemhanas utusan dari Polri. Satu  hal yang kini terus digelorakan, di manapun dan kapan pun, Anton Charliyan selalu menggelorakan sapa akrabnya: Salam tribrata!!!

(LAershi)

Next
« Prev Post
Previous
Next Post »