KUALA TUNGKAL - Jajaran Polres Tanjabbar beserta instansi terkait menggelar apel siaga pasukan dan peralatan dalam rangka mengantisipasi bencana alam di wilayah hukum Polres Tanjabbar, Selasa (20/9) pukul 08.30 Wib.
Adapun tujuan apel untuk mengecek kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana tersebut dipimpin langsung Kapolres Tanjabbar AKBP Agus Sumartono, SIK, SH, MH, diikuti ratusan anggota tim gabungan dari, Sat Sabhara, Gabungan Polsek Jajaran, Sat Brimob, TNI, PMI, Polisi Air Polda Jambi, Polsek KPM, KPLP Kuala Tungkal, Bea Cukai, Pelindo III, Kantor Kesehatan Pelabuhan, Basarnas dan relawan nelayan di Kuala Tungkal.
Hadir dalam pelaksanaan apel Wakil Bupati Tanjabbar H. Amir Sakib, Ketua DPRD Tanjab Barat Faizal Riza Riza dan jajaran Forkompimda serta kepala SKPD Pemkab Tanjabbar.
Kapolres menyampaikan dalam sambutannya bahwa masalah penanggulangan bencana ini adalah sebuah keharusan guna memberikan perlindungan setiap warga negara dalam mendapatkan hak dasar yaitu hak hidup intuk kemanusiaan.
“Salah satunya dengan menyelamatkan jiwa manusia melalui kegiatan pencarian dan pertolongan, penyelamatan harta benda apabila setiap warga negara mengalami musibah termasuk di dalamnya bencana alam banjir, tanah longsor, kebakaran hutan dan lahan, serta kecelakaan transportasi baik itu didarat, laut maupun udara,” ucapnya.
Lanjut Agus, perlu diketahui bahwa sebagian wilayah kabupaten Tanjabbar sering terjadi bencana banjir, kebakaran rumah, Karhutla, karam atau tenggelam kapal baik angkutan maupun nelayan, sehingga dibutuhkan persiagaan semua pihak baik masyarakat maupun aparatur negara.
“Kita memang tak pernah mengetahui kapan waktu dan tempat bencana itu terjadi. Akan tetapi kita meski perlu melakukan antisipasi mengatasinya,” jelasnya
Secara geografis dan karakteristik wilayah Tanjabbar sebagian besar wilayah daratan dan sebagian kecil wilayah pesisir.
Di wilayah Tungkal Ilir bencana yang terjadi didominasi oleh bajir Rob dan kebakaran rumah. Di Kecamatan Betara bencana kebakaran lahan dan hutan dan sedikit banjir.
Sementara di wilayah Kecamatan Pengabuan dan Senyerang berupa bencana kebakaran hutan dan lahan, kebakaran rumah, bencana angin puting beliung dan longsor. Demikian pula untuk Merlung dan Tungkal Ulu sekitarnya kebakaran hutan dan lahan dan longsor.
Sementara data sampai dengan Agustus 2016 bencana yang terjadi 23 kasus, yang terdiri dari kebakaran rumah 7, tengelam 1 kasusu, karhutla 18 kali.
Mengingat akan pentingnya akan hal ini maka kita gelar apel untuk mengecek kekuatan, baik personil, sarana maupun modal dan sehingga terbentuk sinergitas, ketanggapan kita semua hingga komponen masyarakat untuk menanggulangi bencana.
Kapolres memberikan arahan sebelum mengakhiri sambutan, beberapa hal yang perlu kita cermati bersama-sama.
Pertama, "Kita lakukan pemetaan lokasi rawan bencana di wilayah tugas sehingga memudahkan meletakkan personil tim satgas.
Kedua, adakan pelatihan baik secara bersama-sama maupun sendiri untuk memberikan kemampuan dasar guna melakukan pertolongan kepada korban bencana.
Ketiga, Manfaatkan sarana yang ada meskipun masih dalam keterbatasan.
Keempat, Siapkan Posko di lokasi bencana untuk mempermudah pergerakan pasukan.
Kelima, lakukan patroli gabungan, ditempat rawan bencana tanpa melihat golongan pangkat maupun kedudukan semuanya demi kemanusiaan.
Keenam jalin sinergisitas, kekompakan.
Ketujuh atau yang terakhir yang paling penting, mari kita jaga kesehatan dan berdo'a bersama-sama agar tidak ada terjadi bencana di Tanjung Jabung Barat tahun 2016 ini," tutup Kapolres Tanjabbar itu.(LAERSHI)