Link Banner
Diberdayakan oleh Blogger.

POLDA JAMBI DUKUNG #TURNBACKHOAX

POLDA JAMBI DUKUNG #TURNBACKHOAX

Penjagaan Polda Jambi (0741) 534117

Penjagaan Polda Jambi (0741) 534117

CALL SABER PUNGLI 082112131323

CALL SABER PUNGLI 082112131323

#STOPNARKOBA

#STOPNARKOBA
Link Banner
Link Banner
Link Banner

Menguak Jejak Siyono dan Jejaring Kelompok Teroris

Penulis/Publish On Rabu, April 06, 2016

Tribratanews.com – Spekulasi kematian Siyono, tersangka dalam kasus terorisme makin teran-benderang. Bahwa, tidak ada luka tembak yang ditemukan. Juga, tidak ada upaya dari kepolisian untuk menghindari autopsi untuk menutupi fakta yang sebenarnya.
Dalam keterangan yang disampaikan Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Pol Anton Charliyan, yang juga dihadiri salah satu dokter dari Tim Autopsi, dr Arthur Tampi, hari Selasa, 05 April 2016, ditegaskan bahwa putusan polisi tidak mengautopsi jasad Siyono adalah karena permintaan keluarga.
Siyono ditangkap Densus 88 Polri pada Maret 2016 di Dusun Pogung, Desa Bengkungan, Klaten, Jawa Tengah. Saat itu, dilakukan pengembangan untuk mengungkap jaringan Siyono, termasuk salah satunya adalah melacak tempat penyimpanan senjata.
Identifikasi yang telah dilakukan polisi memperoleh indikasi kuat, bahwa Siyono adalah salah satu elit JI yang menyimpan senjata dan amunisinya.
Saat dilakukan pengembangan itu, terjadi insiden dimana Siyono melakukan perlawanan. Petugas yang melakukan pengawalan melakukan pembelaan diri. Namun, insiden perkelahian itu berakhir dengan meninggalnya Siyono.
Fakta dari autopsi sendiri memastikan tidak ada luka tembak. Selain itu, pada saat penyerahan jenazah ke keluarga, pihak keluarga menolak dilakukannya autopsi.
Namun, setelah bergulir isu bahwa Siyono ditembak, tiba-tiba saja Suratmi, istri Siyono meminta pada PP Muhammadiyah di Yogyakarta untuk mengautopsi jasad Siyono. Lebih anehnya lagi, Suratmi bilang bahwa polisi tidak mau mengautopsi jasad suaminya.
Kadiv Humas Polri menegaskan bahwa pada saat penyerahan jenazah Siyono, istri Siyono menyerahkan kepada orangtuanya. "Ada tanda tangannya, disaksikan oleh Pak Lurah dan perangkat desa lainnya," kata Kadiv Humas.
Karenanya, pihak kepolisian sendiri merasa aneh jika saat ini, tiba-tiba saja istri Siyono jadi berbalik. Karena, saat itu pihak keluarga sudah memasrahkan jasad Siyono untuk segera dikubur. Keluarga menganggap hal tersebut merupakan nasib buruk yang dialami keluarga Siyono serta berkeyakinan jika ajaran agama tidak menganjurkan untuk dilakukan autopsi.
Disampaikan, ada indikasi dalam perkara Siyono ini, pihak-pihak yang memiliki pemahaman radikal, melakukan propaganda untuk melawan pemerintah yang gencar memerangi terorisme.[tbnews/LAershi]

back to top