Tribratanewsjambi.com - Kapolres Tanjab Barat AKBP Agus Sumartono SIK SH MH bersama staf Polres menggelar rapat bersama dinas kehutanan dan dinas pemadam kebakaran guna mencari solusi cepat pemetaan lokasi hot spot.
Hadir dalam rapat para Perwira Polres Tanjab Barat, Kadis Kehutanan Pemkab Tanjab Barat yang diwakili oleh stafnya Drs.Dri Handoyo dan dari Petugas Damkar di Mapolres Tanjab Barat pada Rabu (24/08)
Sebagai kata pembuka, Kapolres memaparkan jumlah kejadian dan lokasi rawan Karhutla di wilayah Tanjab Barat.
" Selama bulan Mei sd Agustus 2016, kejadian Karhutla di wilayah Tanjab Barat sebanyak 18 kali" pungkasnya.
Rekor terbanyak terjadi di kecamatan Senyerang, kecamatan Pengabuhan, kecamatan Betara dan Batang Asam. Semuanya dapat diatasi dalam waktu cepat.
Disamping itu Kapolres juga menjelaskan SOP ketika menerima data titik hot spot dari satelit berupa titik bujur dan lintang yang harus segera ditindaklanjuti oleh anggota dilapangan.
Ketika dilapangan, data yang diberikan harus diolah oleh dinas kehutanan untuk mengetahui lokasi yang tepat, sehingga tidak memakan waktu dan tenaga yang besar.
Data olahan ini yang mesti perlu percepatan, sehingga titik hot spot dapat segera ditemukan.
Banyak hasil temuan dilapangan, ketika personel dan tim turun kelapangan, hot spot yang dicari berupa atap seng, orang bakar sampah, bakar nyamuk di tepi sungai dan bakar sate.
Menyikapi hal tersebut, Afriandi menjelaskan bahwa alat pengukur ( satelit ) yang saat ini menjadi patokan oleh BPBD adalah Aqua Terra, yang berbeda dengan alat ukur dinas kehutanan dengan menggunakan satelit NOAH-18.
Kedua satelit tersebut ada kelemahan dan kelebihannya, ditinjau dari tingkat sensitivitas, luas obyek, tingkat derajad suhu dan faktor lain.
"Nanti akan saya sampaikan ke tingkat propinsi terkait perbedaan dua satelit ini sebagai alat ukur titik hot spot, untuk penyamaan persepsi," tegas Agus.
Dari dinas kehutanan menyampaikan akan menyiagakan personelnya 1 x 24 Jam, membantu mengolah data yang tepat guna membantu personel tim Karhutla.
Kapolres berharap, penanganan Karhutla ini tidak bisa dilakukan sendiri sendiri, masing masing instansi memiliki kelebihan dan kekurangan yang harus bersinergi.
Marilah kita bersinergi guna mencegah Karhutla di wilayah Kab. Tanjab Barat.(LAERSHI)





