Link Banner
Diberdayakan oleh Blogger.

POLDA JAMBI DUKUNG #TURNBACKHOAX

POLDA JAMBI DUKUNG #TURNBACKHOAX

Penjagaan Polda Jambi (0741) 534117

Penjagaan Polda Jambi (0741) 534117

CALL SABER PUNGLI 082112131323

CALL SABER PUNGLI 082112131323

#STOPNARKOBA

#STOPNARKOBA
Link Banner
Link Banner
Link Banner

Netizen itu Penggerus atau Penguat Kebangsaan?

Penulis/Publish On Rabu, Maret 16, 2016

Oleh : Chryshnanda Dwilaksana
Aset utama dari suatu bangsa adalah sumber daya manusia yang menjadi warga negaranya (citizen). Kekuatan  dalam kehidupan sosial banyak diatur dan ditentukan dari kota. Kota sebagai pusat politik, ekonomi, sosial, kebudayaan, pelayanan jasa , industri, selain itu juga merupakan jalur lintasan yang menjadi penghubung antar satu daerah dengan daerah lain. Kekuatan- kekuatan ini akan mempangaruhi nilai-nilai kebangsaan dan karakter suatu bangsa bahkan untuk kekuatan dari suatu bangsa. Tergerus atau hilangnya nilai-nilai kebangsaan dan karakter kebangsaan dari para citizen akan berpengaruh pada melemah atau hancurnya suatu bangsa. 

Di era digital para citizenpun sebagian menjadi netizen (warga terhubung dalam dunia virtual yang tanpa batas ruang dan waktu) mereka biss menjadi satu pada konteks kepentingan-kepentingan yang sama untuk membentuk suatu komunitas. Komunitas-komunitas ini bisa menjadi penguat bisa juga menggerus atau merusak nilai-nilai kebangsaan maupun karakter bangsa. Issue-issue yang dibahas menjadi topik pada pembahasan para netizen akan menggulir bagai bola salju atau menjadi gear box yang akan menggerakan roda-roda kehidupan lainya. Tatkala issu-isue yang menjadi penguatan maka akan berdampak pula pada pemberdayaan dan menambah kekuatan bagi bangsa. Namun sebaliknya tat kala issue-issue yang menggerus dan merusak akan berdampak pula pada pelemahan/ perusakan karakter bangsa. 

Netizen di era digital menjadi bagian penting dalam membangun suatu tatanan baru di dunia virtual. Cepat atau lambat netizen akan menguasai dan mendominasi semua lini kehidupan aktual. Citizen akan beralih menjadi netizen, pola-pola manual konvensional akan ditinggalkan. Tidak menutup kemungkinan terjadi benturan-benturan antara netizen dan citizen walau mereka-mereka juga yang menjadi bagian dari keduanya. Namun konflik-konflik dunia virtual akan berdampak luas dan hampir-hampir  tidak dapat dibendung tatkala belum sampai puncaknya atau masih menyimpan bara-bara kebencian. (*)

back to top