Link Banner
Diberdayakan oleh Blogger.

POLDA JAMBI DUKUNG #TURNBACKHOAX

POLDA JAMBI DUKUNG #TURNBACKHOAX

Penjagaan Polda Jambi (0741) 534117

Penjagaan Polda Jambi (0741) 534117

CALL SABER PUNGLI 082112131323

CALL SABER PUNGLI 082112131323

#STOPNARKOBA

#STOPNARKOBA
Link Banner
Link Banner
Link Banner

Inilah Profil Jenderal Bintang 2 Wanita calon Pimpinan KPK

Penulis/Publish On Kamis, Oktober 22, 2015

Inspektur Jenderal Polisi Basaria Panjaitan lahir di Pematangsiantar, Sumatera Utara, 20 September 1957, adalah satu-satunya polisi wanita (polwan) aktif yang berhasil meraih pangkat bintang dua.
Sebelum memulai karir di Kepolisian Republik Indonesia (Polri), Basaria sempat mengecap pendidikan hukum di Universitas Jayabaya, Jakarta. Gelar Sarjana Hukum pun ia raih pada 1984.
Bermodalkan gelar itu, dan dengan niat awal agar cepat mendapat kerja, Basaria mencoba mengadu nasib dengan mendaftar Sekolah Calon Perwira (Sepa) Polri di Sukabumi, Jawa Barat. Ternyata ia diterima. Lulus dari Sepa, pangkat pertamanya inspektur dua dan langsung ditugaskan di Reserse Narkoba Kepolisian Daerah Bali.
Jenjang karir Basaria di kepolisian selanjutnya tak jauh dari bidang hukum. Pada 1990, ia menjabat sebagai Pembantu Kepala Unit Satuan Idik Baya Ditserse Mabes Polri. Tahun 1997, menjabat sebagai Kepala Satuan Narkoba Polda Nusa Tenggara Barat (NTB). Tahun 2000, ia menjabat Kepala Bagian Narkoba Polda Jawa Barat.
Pada 2007, Basaria menjabat sebagai Direktur Reserse dan Kriminal Polda Kepulauan Riau. Di sini namanya melejit setelah berhasil membongkar kasus penyelundupan mobil-mobil mewah yang melibatkan cukong-cukong besar dan aparat penyelenggara negara.
Setelah itu, Ia menjabat sebagai Kepala Pusat Provos Divisi Profesi dan Pengamanan (Kapusprovos Divpropam) Polri. Dalam posisi ini ia ikut melakukan pemeriksaan terhadap mantan Kabareskrim Polri Komjen Susno Duaji terkait dugaan pelanggaran kote etik.
Sekitar 30 tahun berkecimpung di dunia reserse, Basaria kemudian tergerak hatinya mengikuti seleksi calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (Capim KPK) periode 2015-2019. 
Basaria sendiri mengaku ada dua alasan yang menyebabkannya nekat mengikuti seleksi Capim KPK. Pertama, Secara eksternal, ia mengaku faktor ‘perempuan’ merupakan alasan utama yang mendorongnya jadi capim KPK. Menurut Staf Ahli Bidang Sosial dan Politik Kapolri itu, setelah anggota Pansel KPK diumumkan Presiden Joko Widodo Mei lalu, dan isinya perempuan semua, banyak bawahannya yang menghubungi menyarankan untuk mendaftar.
“Saya ditelepon dari seluruh anggota saya di NTB, Sumatera. Semua telepon saya, bilang, ‘Ibu cocok.’ Akhirnya saya putuskan mendaftar. Itu makanya saya daftar pas saat-saat terakhir, sebelum akhirnya diperpanjang. Ini faktor eksternalnya,” ungkap Irjen Pol Basaria Panjaitan ketika ditanya Ketua Pansel KPK pada wawancara seleksi akhir di Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta, Senin (24-08-2015).
Kedua, secara internal, ia yakin mampu melaksanakan tugas sebagai pimpinan KPK jika terpilih nanti. Basaria percaya pengalaman 30 di bidang reserse bisa dijadikan kekuatan jika dipercaya menjadi pimpinan KPK.
Tak dinyana, Pada 1 September 2015, ketika Presiden Joko Widodo mengumumkan delapan nama yang lolos seleksi Capim KPK tahap akhir, nama Basaria Panjaitan ada di dalamnya.
Menariknya, Basaria adalah satu-satunya perempuan dari deretan delapan nama itu. Dengan demikian, tekad penggemar film "The God Father" itu mendobrak stigma maskulin di lembaga antirasuah tersebut semakin berpeluang untuk terwujud. Kini ia hanya menyisakan satu langkah lagi untuk menciptakan sejarah baru sebagai perempuan pertama yang menjadi pimpinan KPK, yakni 'fit and proper test' di Komisi III DPR RI. (sumber, tribratanews.com)

back to top