Tribratanewsjambi.com – Kelompok aktivis 98 tergabung dalam Jaringan
Aktivis Reformasi Indonesia (Jari 98) kembali mengkritik pernyataan
Komisioner Komnas Ham yang hanya menyatakan belasungkawa terhadap
anggota Polisi yang menjadi korban kebrutalan suporter The Jakmania.
Ketua
Dewan Presidium Jari 98 Willy Prakarsa meminta Komnas Ham harusnya
balance langsung segera meresponnya dengan membentuk tim untuk
menelusuri aksi kekerasan yang dilakukan oleh suporter Jakmania
tersebut.
“Pernyataan Komisioner Komnas Ham cuma sebatas normatif
saja dengan ikut berbela sungkawa dan mengecam, tidak ada tindakan
apapun dengan membentuk tim. Alangkah baiknya memang dibubarkan saja
Komnas Ham diganti dengan Komnas Pancasila,” tegas Willy, Rabu
(29/6).
Lebih lanjut, Willy pun akan mengajak seluruh komponen gerakan aktivis lainnya untuk konsolidasi mendukung gerakan bubarkan Komnas Ham yang notabene dinilai sebagai produk asing.
“Kita juga
akan ajak aktivis Ham seperti Kontras yang masih kita nilai jauh lebih
baik ketimbang Komnas Ham. Kita akan bikin deklarasi Komnas Pancasila
usai Hari Raya Idul Fitri,” beber dia.
Lebih jauh, Willy juga
menduga tragedi Gelora Bung Karno berlangsung sistematis dan nampak
sudah ada rencana sebelumnya. Kata dia, faktanya ada benda tumpul dan
air keras yang dipakai buat para suporter untuk melakukan pengeroyokan
dan penganiayaan.
“Jika Komnas Ham cuma bergerak jika aparatur
penyelenggara negara melakukan kekerasan, dan sebaliknya jika aparat
jadi korbannya Komnas Ham tidak mau merespons. Ya apa gunanya Komnas
Ham. Apa perlu saya jelaskan apa itu Ham,” tuturnya.
Diketahui, Brigadir Hanafi dikeroyok puluhan suporter di Pintu VII Stadion Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Pusat pada Jumat (24/6) lalu.
Massa
suporter yang mengamuk hingga ke luar stadion menyerang korban secara
membabi buta akibatnya kini mata kiri Brihadir Hanafi harus diangkat dan
terancam menjadi polisi Buta.
(LAershi/TBN)