Empat Cara untuk Mendapatkan Kredibilitas di Media Sosial
Dr. Carolyn Mae Kim, APR
Media sosial merubah cara organisasi dalam melibatkan pemangku kepentingan utama. Keadaan dari keterlibatan
yang sangat cepat, interaksi dan akses ibilitas saat ini yang disebabkan oleh media
sosial tidak pernah terjadi sebelumnya di dalam sejarah hubungan masyarakat .
Hal
ini telah memberikan kesempatan bagi organisasi untuk mendengarkan para pemerhati dengan cara
yang belum pernah dilakukan sebelumnya, terlibat secara nyata dan yang paling
penting adalah membantu perkembangan hubungan dengan publik.
Namun organisasi harus menyadari bahwa media
sosial tidak hanya sebuah landasan yang menyediakan komunikasi dua arah. Ini mengenai kredibilitas.
Hal ini dapat memikat untuk fokus dalam perluasan jangkauan,
mengoptimalkan pesan dan memicu percakapan sosial ketika memasukkan media
sosial kedalam strategi hubungan masyarakat. Elemen ini tentu saja penting dalam rangka menjalankan kampanye
yang efektif. Namun, sama pentingnya juga untuk mempertimbangkan dampak dari hal tersebut terhadap kredibilitas organisasi berdasarkan pada strategi
yang digunakan.
Saya baru-baru ini bekerja dengan seorang rekan untuk mengadakan studi nasional untuk mengeksplorasi persepsi apa
yang dimiliki publik terhadap kredibilitas sebuah organisasi berdasarkan strategi
media sosial yang mana telah dipublikasikan melalui Jurnal Asosiasi Hubungan Masyarakat Amerika
(PRSA). Dengan lebih dari 800 peserta yang turut serta di dalam surveiini, hasil temuan mengungkapkan bahwa organisasi dapat menggunakan empat strategi tertentu untuk membantu membangun kredibilitas di
mata pemangku kepentingan utama.
1) Interaksi Personal
Kategori yang paling penting untuk dipertimbangkan di
dalam media sosial untuk membangun kredibilitas adalah interaksi personal. Konsep untuk menjadi
personal di rasa cukup masuk akal karena media sosial pada awalnya dirancang untuk menghubungkan antara satu individu dengan individu
yang lain. Tetapi meskipun hal ini telah lama
dianjurkan sebagai sebuah strategi untuk membangun hubungan dan keterlibatan, hal ini belum diidentifikasi sebagai elemen utama yang
digunakan oleh publik dalam menilai kredibilitas sebuah produk. Organisasi harus berhati-hati dalam meningkatkan kemampuan tim
media sosial mereka dan buatlah rencana untuk memfasilitasi interaksi personal. Kegagalan yang
muncul ketika melakukan hal tersebut tidak hanya berasal dari komunikasi jarak jauh atau kurangnya etika
media sosial, tetapi juga meningkatnya persepsi bahwa organisasi itu sendiri bukan suatu kesatuan
yang kredibel.
2) Keahlian
Keahlian adalah dimensi kedua yang paling
penting untuk mendapatkan kredibilitas di dalam media sosial. Pemangku kepentingan utama ingin terlibat dan berinteraksi dengan organisasi yang
memiliki hubungan dengan mereka – tetapi mereka juga ingin melihat muatan yang
mengilustrasikan perbedaan kompetensi dan kompetitif. Para cendikiawan telah mengakui pentingnya keahlian dalam kredibilitas selama berpuluh-puluh tahun. Tetapi di
dalam lingkungan yang modern seperti saat ini, mudah untuk mengabaikan penciptaan muatan
media sosial yang secara spesifik berfokus pada keahlian. Namun hal ini merupakan cara utama
yang
digunakan publik dalam menentukan tidak hanya apakah merk tersebut interaktif dan bagus, tetapi juga pemimpin sejati di
dalam industri tertentu mereka.
3) UndanganRetorika
Wilayah ketiga yang
mempengaruhi persepsi publik terhadap kredibilitas di dalam media
sosial adalah apakah produk tersebut mengundang percakapan. Bagi pemerhati di media
sosial, percakapan tidak hanya memposting pertanyaan atau mengundang tanggapan melalui saluran sosial. Hal
ini mengenai keterampilan dengan tujuan tertentudandialog duaarah yang
berkesinambungan dengan niat untuk mendengarkan, menanggapi dan memadukan komentar publik.
Ketika organisasi tidak menjawab komentar di Facebook, mengabaikan pertanyaan di
Twitter, dan mengabaikan penyebutan atau tanggapan di Instagram, hal ini akan mengakibatkan kerusakaan
yang lebih lanjut dibandingkan dengan memutus jalur komunikasi. Hal tersebut menghancurkan persepsi mengenai kredibilitas merk tersebut. Sementara itu organisasi mungkin mengaitkan kurangnya tanggapan terhadap keterbatasan sumber daya,
publik mempersepsikan komunikasi yang
gagal sebagai sebuah indikasi langsung bahwa organisasi tersebut tidak autentik di
dalam kepentingannya untuk mengembangkan hubungan.
4) Kepercayaan
Terakhir, kategori keempat yang dapat dipertimbangkan adalah dapat dipercaya. Sama dengan keahlian,
kepercayaan memiliki sejarah yang sangat kaya dalam kredibilitas. Banyak yang
berargumen bahwa kepercayaanakan menjadi faktor penentu dalam apakah pemangku kepentingan utama akan berkelanjutan,
hubungan jangka panjang dengan sebuah organisasi. Dengan banyaknya orang di dalam sebuah organisasi
yang terlibat dalam media sosial, kunci dari diferensial adalah mereka
yang dianggap jujur oleh publik, transparan dan terpercaya. Dalam kampanye media sosial,
para profesional harus mempertimbangkan untuk memasukkan muatan yang menampilkan cara di
mana organisasi tetap melanjutkan janji-janjinya, memenuhi kewajibannya dan secara bebas berbagi informasi mengenai keputusan dengan publik.
Sementara kampanye media
sosial akan hadir dalam berbagai bentuk dan ukuran, dirancang untuk berbagai macam tujuan dan hasil akhir,
organisasi akan mendapatkan manfaat dari mempertimbangkan empat dimensi ini di
dalam kampanye. Meluangkan waktu untuk meningkatkan kualitas muatan yang berbicara secara langsung ke daerah-daerah tersebut akan membangun hubungan
yang lebih kuat sebagaimana para pemerhati mendukung persepsi mereka mengenai kridibilitas organisasi tersebut.
Dr. Carolyn Mae Kim, APR, adalahseorangasistenprofesir
diUniversitasBiola. Spesialisasipenelitiannyatermasuk media sosial, kredibilitasdansenimengajarbidanghubunganmasyarakat.
Follow iadi Twitter @CarolynMaeKim.
Editor : inddtt




