Tribratanewsjambi.com - Mudahnya mengkafirkan orang yang tak sepaham, sehingga menyebut polisi pun kafir. Maka doktrin para teroris polisi sebagai target utamanya. Hal itu dibuktikan dalam aksi di Mapolresta Solo Jateng.
Komisaris Jenderal Tito Karnavian Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengungkapkan, polisi dianggap sebagai kafir, karena memerangi perbuatan mereka.
Doktrin yang dianut membuat para militan teroris menyasar polisi sebagai musuh utama. Padahal, banyak polisi yang beragama Islam, tetap saja jadi sasaran.
Malah, aparat Kepolisian dianggap oleh kelompok teroris itu sebagai
Kafir Harbi, atau pihak yang boleh diperangi dan dianggap halal
darahnya.
“Karena kepolisian diangap kafir harbi (kafir yang boleh
diperangi), kafir yang memerangi mereka,” tegas Komjen Pol Tito
Karnavian kepada wartawan pada acara open house Panglima TNI di Balai
Sudirman, Rabu (08/07/2016).
Karenanya itu, Komjen Pol Tito Karnavian mengungkapkan bahwa
peningkatan tindakan teroris lebih mentargetkan aparat kepolisian.
Sebab, siapapun yang memerangi pelaku teror menjadi target prioritas
teroris.
“Meskipun sesama Muslim,” tegas Komjen Pol Tito.
Teror yang terjadi di Mapolresta Solo pada Selasa (05/07/2016),
diketahui dilakukan oleh Nur Rohman. Tersangka meledakan bom yang
dibawanya, dan meninggal di tempat, serta melukai petugas Provost
Polresta Solo Brigadir Bambang.
Aksi Nur Rohman yang membawa bom daya ledak rendah sambil mengendarai
motor matic, melukai Brigadir Bambang Adi Cahyo dari Polresta Surakarta.
Bambang terluka di bagian wajah saat mencoba mencegat Nur Rohman yang
menerobos masuk ke halaman polres.
“Nur Rohman pelaku bom di Mapolresta Solo ini pernah ikut JAKDN (Jamaah Anshar Khilafah Daulah Nusantara), bergabung juga dengan kelompok Arif Hidayatullah di Bekasi,” kata Tito saat menghadiri open house Panglima TNI di Balai Sudirman, Tebet, Rabu, 6 Juli 2016.
Nur Rohman tak terkait langsung dengan kelompok Bahrun Naim yang merencanakan serangan ke Thamrin, Januari 2016. “Dia lebih ke serangan saat Natal dan tahun baru, tapi berhasil kita gagalkan. Delapan tertangkap, tapi cuma satu ini (Nur Rohman) yang lolos,” ujarnya.
Kapolri Jenderal Badrodin Haiti pun sudah memastikan Nur Rohman adalah bagian dari JAKDN. Jaringan itu, menurut Badrodin, terafiliasi dengan kelompok radikal ISIS di Timur Tengah.





